34ºc, Sunny
Halo... Berita hari ini 17-Jun-2025 11:24:02
Semarang, 08 Mei 2025 - Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia (ARIPI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemerataan pendidikan berkualitas melalui kegiatan Webinar Nasional & Call for Paper bertema “Pendidikan Inklusif: Menjamin Hak Belajar Bagi Semua”. Kegiatan ini sukses dilaksanakan secara daring, pukul 14.00 hingga 16.00 WIB, melalui platform Zoom Meeting.
Webinar ini merupakan kolaborasi strategis antara ARIPI dan beberapa institusi pendidikan, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, Sekolah Islam Terpadu Darut Tauhid Gabus Grobogan, dan Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari APJI, LPKD, IFREL, serta platform media pendidikan Beritakampusku.
Acara diawali dengan sambutan pembuka (Opening Speech) oleh Alfina Wildatul Fitriyah, S.Pd., M.Pd., Ketua STIS Nurul Qarnain Jember, yang menyampaikan pentingnya kesadaran kolektif dalam menghadirkan sistem pendidikan yang adil dan setara, termasuk bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Ia menekankan bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar konsep, melainkan amanah konstitusional dan kemanusiaan.
Sebagai Keynote Speaker, hadir Prof. Madya Ts. Dr. Noor Sidi Aizuddin Bin Hj. Mat Noor dari Universiti Teknologi Malaysia, yang membahas urgensi kebijakan pendidikan inklusif dari perspektif global. Dalam pemaparannya, beliau menyoroti tantangan implementasi inklusivitas di berbagai negara, serta perlunya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk menciptakan sistem pendidikan yang ramah dan adaptif terhadap perbedaan.
Sesi selanjutnya menghadirkan para narasumber kompeten dari berbagai institusi.
Farida Irsani, S.Pd.I., M.Pd. dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, mengangkat isu tentang praktik pendidikan inklusif di lingkungan madrasah dan tantangan yang dihadapi tenaga pendidik.
Frezy Paputungtungan, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Bina Mandiri Gorontalo, berbagi pengalaman mengenai penguatan kurikulum berbasis diferensiasi dalam menunjang pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus.
Dr. Wiwik Hidayati, M.Pd. dari Superwik Academy memaparkan strategi pelatihan guru inklusif yang berbasis kompetensi sosial-emosional dan komunikasi adaptif. Dr. Hanik Ristiana, M.Pd. dari SIT Darut Tauhid Grobogan menyampaikan bagaimana sekolah Islam terpadu dapat menjadi garda depan dalam penerapan prinsip inklusivitas, khususnya melalui pendekatan berbasis nilai-nilai keislaman yang humanis.
Sementara itu, Zulkifli, S.Pd.I., M.Pd., C.HRA. dari Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang, menutup sesi pemaparan dengan membahas penguatan kelembagaan pendidikan tinggi dalam mendukung riset dan pengembangan pendidikan inklusif di kawasan industri dan pesisir.
Webinar ini dipandu secara profesional oleh Dina Destari, S.S., M.Pd. dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris, yang merangkap sebagai moderator sekaligus MC. Diskusi berjalan interaktif, dengan peserta yang antusias menyampaikan pertanyaan dan pengalaman dari berbagai daerah.
Dalam kegiatan Call for Paper, para pemakalah diberikan ruang untuk menyampaikan hasil riset dan gagasan mereka yang akan diproses untuk diterbitkan di jurnal bereputasi SINTA. Karya terbaik akan diberikan penghargaan sebagai Best Paper dan Best Presenter, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, ARIPI bersama institusi mitra berharap bahwa pendidikan inklusif tidak hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar diterapkan secara luas dan konsisten di semua level pendidikan. Webinar ini menegaskan bahwa menjamin hak belajar bagi semua adalah tanggung jawab bersama yang harus diusung dengan semangat kolaborasi dan keilmuan.