34ºc, Sunny
Halo... Berita hari ini 10-Jul-2025 6:12:06
Semarang - Pada Sabtu, 15 Juni 2024, SEMINAR NASIONAL RISET ILMU PENDIDIKAN INDONESIA (SEMNAS ARIPI KE-1 2024) diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom. Seminar ini mengusung sub tema “Mengembangkan Keterampilan Pembelajaran Abad ke-21: Urgensi, Tantangan, dan Solusi” dengan tujuan untuk membahas isu-isu mendesak dalam pendidikan abad ke-21, serta mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam pengembangan keterampilan dan model pembelajaran yang relevan.
Acara dibuka oleh Alfina Wildatul Fitriyah, S.Pd., M.Pd. dari Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa perkembangan teknologi dan informasi yang pesat di abad ke-21 menuntut dunia pendidikan untuk terus berinovasi. Pendidikan harus berperan aktif dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, agar mereka dapat berkompetisi di tingkat global.
Sebagai keynote speaker, Prof. Achmad Buchori dari Universitas PGRI Semarang menjelaskan urgensi pengembangan keterampilan abad ke-21 di dunia pendidikan. Menurut beliau, pembelajaran abad ke-21 harus mengintegrasikan teknologi dan inovasi, sehingga siswa dapat mengakses sumber daya pendidikan secara lebih luas dan fleksibel. Prof. Achmad juga memaparkan bahwa kemampuan adaptasi guru dalam menggunakan teknologi adalah kunci sukses dalam menghadapi era digital ini.
Pembicara pertama, Dr. Husamah dari Universitas Muhammadiyah Malang mengupas tentang pentingnya literasi di abad ke-21, baik literasi baca-tulis maupun literasi digital, serta kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beliau menjelaskan bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga mencakup kemampuan kritis dalam menganalisis informasi. Literasi yang kuat menjadi fondasi bagi pencapaian SDGs, terutama dalam bidang pendidikan yang berkualitas.
Pembicara kedua, Prof. Novianty Djafri dari Universitas Negeri Gorontalo menyoroti pentingnya model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Beliau menjelaskan beberapa model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan abad ke-21, seperti problem-based learning, project-based learning, dan inquiry-based learning. Menurut beliau, guru harus terus belajar dan beradaptasi dengan model-model ini agar siswa dapat belajar secara lebih efektif dan bermakna.
Pembicara ketiga, Dr. Umi Salamah dari Politeknik Angkatan Laut membahas tantangan yang dihadapi dalam pendidikan Indonesia saat ini, terutama dalam konteks abad ke-21. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memperbaiki sistem pendidikan. Dr. Umi juga menyoroti bahwa penggunaan teknologi dalam pendidikan harus disertai dengan kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur dan pelatihan guru.
Pembicara keempat, Dr. Harry Dwi Putra dari IKIP Siliwangi menjelaskan bagaimana Kurikulum Merdeka mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21. Beliau menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan berpusat pada siswa. Menurut beliau, dengan pendekatan ini, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan global, karena mereka dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dengan baik.
Pembicara kelima, Dr. Kardina Engelina Siregar membahas penggunaan platform media sosial sebagai alat pedagogis dalam pendidikan agama Islam. Beliau menyoroti potensi dan tantangan penggunaan media sosial dalam konteks pendidikan, serta bagaimana guru dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam presentasinya, Dr. Kardina juga menyoroti pentingnya literasi digital bagi guru dan siswa agar dapat memanfaatkan media sosial secara positif.
Acara SEMNAS ARIPI KE-1 2024 diakhiri dengan diskusi interaktif yang melibatkan peserta dari berbagai institusi pendidikan. Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang strategi dan model pembelajaran abad ke-21, tetapi juga membuka ruang bagi para pendidik untuk berbagi tantangan dan solusi dalam menghadapi era digital. Para pembicara dan peserta sepakat bahwa kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan di Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan abad ke-21.